Rasanya baru kemarin kami bersama-sama menapaki universitas ini untuk pertama kalinya. Menjadi mahasiswa baru dengan ornamen khasnya. Seperti makhluk asing yang baru saja menginjakkan kaki di bumi. Tak terasa kami sudah berada di penghujung tahun ke-empat. Satu-persatu dari kami mulai berbenah untuk menanggalkan status mahasiswa yang telah disandang selama empat tahun terakhir.
Empat tahun menjalani kehidupan bersama-sama sebagai mahasiswa Sastra Inggris rasanya tak akan cukup untuk mengisahkan semua kenangan yang telah dilalui. Suka, duka, susah, senang, canda, dan kecewa bahkan iri, dengki pun sering menjadi bagian dari masing-masing diri kita selama empat tahun ini. Tapi bagi kai, itulah kebersamaan. Apapun keadaan kami, kami memang hidup bersama.
Mengawali sesuatu bersama-sama, membuat kami ingin kembali bersama di tengah perpisahan yang telah di ujung mata. Oleh karenanya beberapa teman berinisiatif untuk menggelar acara touring bersama yang mereka sebut “Tour de Pacitan”. Dari awal, rencana ini memang banyak terjadi adu argumen. Hal yang wajar terjadi. Akan tetapi, setelah terjadi banyak perdebatan akhirnya bisa diambil satu keputusan.
Sabtu, 4 Juli 2009 sekitar pukul 07.10 WIB
Rombongan Sastra Inggris 2005 berangkat dari boulevard depan UNS dengan minibus sederhana. Sayangnya, tidak semua dari kami bisa ambil bagian dalam acara kali ini. Beberapa teman kami telah menempuh perjalanan beberapa menit sebelumnya dengan mengendarai motor. Hanya tersisa 18 orang yang 17 di antaranya adalah perempuan berangkat dengan mengendarai minibus. Perjalanan diperkirakan akan memakan waktu tiga jam untuk sampai di Pacitan.
Pukul 11.15 WIB
Kami memasuki kawasan yang menjadi tujuan pertama kami, Pantai Klayar. Rupanya perjalanan tidak semulus yang kami bayangkan dan memakan lebih banyak waktu. Beberapa kendala kecil turut menghambat perjalanan kami. Kondisi geografis kawasan ini pun mau tak mau membuat kami sedikit khawatir. Apalagi dengan kondisi bus yang mulai menampakkan adanya ketidakberesan.
Setelah beberapa kali berhenti untuk memperbaiki kondisi bus, kami mulai ragu untuk meneruskan perjalanan ke tujuan pertama. Apalagi setelah mendengar ketearangan dari teman kami yang sebelumnya telah mencoba ke sana dengan berkendara motor bahwa jalanan berbatu dan tidak mungkin dilemati sebuah minibus sekalipun. Jarak yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi pun masih berjarak sekitar 15 km.
Akhirnya kami putuskan untuk membatalkan niat mengunjungi lokasi pertama. Kami memilih untuk berputar dan beralih ke tujuan kedua, Pantai Srau. Belum jauh bus kami berputar, tiba-tiba satu guncangan hebat terjadi dan membuat kami semua yang di dalam bus tercekat. Ternyata minibus yang kami tumpangi berusaha menghindari pengendara bermotor yang jatuh yang kebetulan berpapasan dengan bus kami. Tak ada perasaan lain selain lega karena si pengendara jatuh bukan karena tertabrak bus kami dan lega karena kami tak perlu merasakan bagaimana rasanya berguling-guling di bawah jurang sana. Tak berhenti sampai di situ hambatan kami, beberapa meter berjalan dari TKP, bus kami kembali mogok. Kali ini terpaksa kami harus turun dan berjalan beberapa meter sambil menunggu sopir dan asistennya memperbaiki bus.
Pukul 13.30 WIB
Rombongan tiba di Pantai Srau. Perjalanan menuju tempat kedua ini rasanya tak ada kendala yang cukup berat. Sementara kami menikmati suasana yang masih sepi pengunjung itu, sopir dan asistennya tampak kembali berkutat memperbaiki bus yang kami tumpangi.
Pukul 15.00 WIB
Rombongan meninggalkan Pantai Srau dan menuju Pantai Teleng Ria.
Pukul 16.00 WIB
Rombongan tiba di pantai Teleng Ria. Rasa lelah yang sebelumnya sudah menghampiri kami seperti menghilang setelah kembali berhadapan dengan laut. Akan tetapi, rasa khawatir kembali muncul ketika si sopir menyampaikan bahwa mereka harus meninggalkan kami sekitar tiga jam untuk memperbaiki kondisi bus di bengkel. Apa boleh buat. Like my friend said “our safety is more important than others”. Sementara sopir dan asistennya membawa bus ke bengkel, kami menghabiskan sore yang tersisa di pantai ini.
Menjelang maghrib.
Kami memutuskan untuk berbenah. Setelah mandi dan menunaikan sholat, kami berkumpul untuk makan malam sambil menunggu bus datang. Sementara itu, pantai semakin sepi dan warung-warung mulai tutup.
Pukul 18.30 WIB
Akhirnya, bus yang akan membawa kami pulang muncul. Kami beri kesempatan sopir dan mas asistennya untuk sekedar beristirahat, makan dan mengumpulkan tenaga untuk membawa kami pulang.
Sekitar pukul 19.30 WIB
Kami memutuskan untuk kembali ke kota Solo. Yang terlintas dalam pikiran kami saat itu adalah pulang dengan selamat tanpa ada hambatan apapun lagi. Tapi ternyata kami salah, di tengah perjalanan bus sempat berhenti karena beberapa kabel mesin yang ‘konslet’. Saat itu beberapa dari kami memang mencium bau terbakar. Setelah berhenti sejenak, kami lanjutkan perjalanan.
Sekitar pukul 22.30 WIB
Rombongan kembali menginjakkan kaki di kawasan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Thanks to:
- Teman-teman satu bus…terima kasih telah berbagi suka duka..tetap bersama dalam susah senang kemarin.
- Tim Rider (Febri,Adwin,Alwi+adek’nya…) You’re very responsible men. Two thumbs up for you. Mulai dari kalian memperingatkan kami akan medan yang akan kami tempuh…menemani kami kembali ke pantai yang sebelumnya sudah kalian kunjungi…menemani kami menunggu bus datang…bahkan rela pulang malam setelah kami benar-benar masuk bus..padahal kami tahu malam itu perjalanan kalian pulang pasti lebih berat daripada kami..capek,gelap, masih harus berkendara motor. Kalian bener-bener setia kawan… thanks, guys.
- Pak sopir dan asistennya, terima kasih sudah mengupayakan yang terbaik buat kami dan tetap mengutamakan keselamatan kami apapun yang terjadi. We know you’re very brave men.
- Ibu yang jual nasi di Pantai Srau…tanpa si Ibu satu ini kami bakal kelaparan di sana ;P
- Our family at home…for praying for us…
Kami memutuskan untuk kembali ke kota Solo. Yang terlintas dalam pikiran kami saat itu adalah pulang dengan selamat tanpa ada hambatan apapun lagi. Tapi ternyata kami salah, di tengah perjalanan bus sempat berhenti karena beberapa kabel mesin yang ‘konslet’. Saat itu beberapa dari kami memang mencium bau terbakar. Setelah berhenti sejenak, kami lanjutkan perjalanan.
Sekitar pukul 22.30 WIB
Rombongan kembali menginjakkan kaki di kawasan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Thanks to:
- Teman-teman satu bus…terima kasih telah berbagi suka duka..tetap bersama dalam susah senang kemarin.
- Tim Rider (Febri,Adwin,Alwi+adek’nya…) You’re very responsible men. Two thumbs up for you. Mulai dari kalian memperingatkan kami akan medan yang akan kami tempuh…menemani kami kembali ke pantai yang sebelumnya sudah kalian kunjungi…menemani kami menunggu bus datang…bahkan rela pulang malam setelah kami benar-benar masuk bus..padahal kami tahu malam itu perjalanan kalian pulang pasti lebih berat daripada kami..capek,gelap, masih harus berkendara motor. Kalian bener-bener setia kawan… thanks, guys.
- Pak sopir dan asistennya, terima kasih sudah mengupayakan yang terbaik buat kami dan tetap mengutamakan keselamatan kami apapun yang terjadi. We know you’re very brave men.
- Ibu yang jual nasi di Pantai Srau…tanpa si Ibu satu ini kami bakal kelaparan di sana ;P
- Our family at home…for praying for us…
5 komentar:
Oh berarti saya tidak setia kawan yak, karena pny feeling something bad will happen, aku pilih motoran, dan tenan that happened. =)
hahahaha...
maap..
Yup, I really appreciate the biker boys, semoga amal ibadahnya diterima disisi Tuhan, lho?
pokoknya The Rock!
We Rock!
You Rock!
@chemitz:
hahahahahaha..
kan intine kowe yo termasuk tim penumpang,Nduk...
kLopun motoran kan kowe yo jik ng kono ae...
The Rock wes ra payu,Mitz...
wes ganti era'ne The Pirjins..
Kok ra rapi piye format-e?
hya kan pas momen paling mendebarkan di dalem bus aku pas gak ada, pas konslet akine aku turu=)
jadi dalam benak saya the trip was fun and worry free..
hahahaha
=)
saiki saatnya skripsi yukkkk, udah maen2nya...
PUAS=)
Hello Serafita! Sadly, I don't understand much from your blog... But I wrote a tutorial for you on how to make felt beads/balls, please, have a look! Good Luck! Monika
http://red2white.wordpress.com/2009/09/21/how-to-make-a-felt-beadball/
Posting Komentar